Lengkeng (Euphoria longan) atau yang kini dikenal dengan Dimocarpus longan Lour mempunyai banyak nama sinonim. Tanaman ini diduga berasal dari Myanmar, kemudian menyebar ke Cina Selatan, Taiwan, dan Thailand Utara. Namun, jenis-jenis liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur dengan nama buku, ihaw, medaru, kakus, atau mata kucing (Euphoria malesianus). Di Indonesia, lengkeng terdapat di sekitar Temanggung dan Magelang.
Lengkeng (Euphoria longan) atau yang kini dikenal dengan Dimocarpus longan Lour mempunyai banyak nama sinonim. Tanaman ini diduga berasal dari Myanmar, kemudian menyebar ke Cina Selatan, Taiwan, dan Thailand Utara. Namun, jenis-jenis liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur dengan nama buku, ihaw, medaru, kakus, atau mata kucing (Euphoria malesianus).
Tanaman yang dekat sekali dengan famili lengkeng adalah leci atau lichi (Dimocarpus litchi Lour atau Litchi chinensis Sonn. yang tumbuh di dataran tinggi) dan matoa (Pometia pinnata). Buah lengkeng berbeda dengan buah leci karena buah lengkeng berkulit halus. Di Indonesia, lengkeng terdapat di sekitar Temanggung dan Magelang. Sementara itu, leci terdapat di Bali. Matoa merupakan tanaman khusus Papua yang buahnya sebesar telur ayam kate, kulit keras licin rapuh, berwarna kecokelatan seperti lengkeng, dan rasanya manis sekali. Matoa tumbuh cepat dengan daun lebar dan panjang serta berurat kasar.
Daging lengkeng enak dimakan segar dan dapat dibuat minuman dalam kaleng (canning). Bijinya mengandung saponin yang baik untuk sampo pencuci rambut. Daunnya biasa digunakan untuk obat tradisional terhadap penyakit dalam karena mengandung quercetin. Pohonnya dapat digunakan untuk kayu bakar seperti halnya pohon rambutan. Selain itu, tanaman lengkeng bermanfaat untuk taman, dan konservasi lahan yang curam. Lengkeng kurang baik untuk pelindung jalan karena daunnya mudah gugur.
Source: Pertanianku.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar