Iklan

Kamis, 28 Desember 2023

Tak Terduga!!! terganggunya siklus Hidrologi, menjadikan perubahan iklim menurut BMKG

 

Sumber : Geografi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan perubahan iklim mengganggu siklus hidrologi dan menjadikan krisis air sebagai ancaman yang semakin serius bagi semua negara.

“Krisis air terjadi hampir di setiap wilayah di dunia dan merupakan krisis global yang harus diperhatikan oleh setiap negara, baik negara maju maupun berkembang,” kata Dwikorita Karnawati, Presiden BMKG, dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

Dwikorita mengatakan peningkatan emisi gas rumah kaca akan berkontribusi terhadap peningkatan suhu dan fenomena perubahan iklim. 

Jika emisi gas rumah kaca tidak dikendalikan, penguapan air permukaan akan terus meningkat, sehingga semakin mempercepat penurunan ketersediaan air. Sedangkan lokasi dan belahan bumi lainnya akan mengalami curah hujan berlebih.

Baik air permukaan maupun air tanah semakin berkurang sehingga berdampak pada ketersediaan air bersih di seluruh dunia. Terlebih lagi, perubahan iklim yang ekstrim membuat proses curah hujan menjadi lebih ekstrim dan tidak merata. 

 Dwikorita menegaskan, jika krisis air dan kondisi cuaca ekstrem terus berlanjut, dikhawatirkan akan berdampak pada krisis pangan global.



Sebagai contoh, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan pada tahun 2022, kekeringan dan kelangkaan air akan terjadi di Eropa, Amerika Utara bagian barat, Amerika Selatan bagian barat, Mediterania, kawasan Sahel, Amerika Selatan, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Timur Tengah. Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Selatan, Australia Tenggara. 

“Pada saat yang sama, banjir juga terjadi di Pakistan, Indonesia, dan Easton Sahir di Australia bagian timur. Jadi kekeringan dan banjir merupakan dampak yang sama akibat perubahan iklim yang cepat dan diperparah dengan kerusakan lingkungan,” ujarnya.

Ia mengatakan perubahan iklim juga menyebabkan munculnya kejadian ekstrem, terutama kekeringan dan banjir. Peristiwa-peristiwa tersebut biasanya berlangsung sekitar 50 hingga 100 tahun, namun kini peristiwa-peristiwa tersebut menjadi lebih pendek atau lebih sering terjadi seiring dengan meningkatnya intensitas dan durasinya. Oleh karena itu, ia meminta semua negara untuk melakukan mitigasi dan mengurangi dampak perubahan iklim yang semakin parah. Salah satunya adalah World Water Forum 2024 yang digelar di Bali. 

"Harapan kami adalah kita dapat memperkuat komitmen dan kerja sama menuju pengelolaan air global yang berkelanjutan. Situasi planet bumi saat ini merupakan peringatan serius bagi kita semua. Kita harus menyelesaikan masalah bersama-sama," ujarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manfaat Berhenti Minum Kopi Selama 30 Hari

  Kopi merupakan salah satu minuman yang umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, dampak konsumsi kopi kerap diperdebat...